Forum Komunikasi SMA 1 Woha Yogyakarta (FORKASY) mengadakan Acara Penyambutan Mahasiswa Baru 2018
- Ndai Mbojo
- Mar 7, 2019
- 2 min read
Yogyakarta, Sabtu 06 Oktober 2018, forum Komunikasi Mahasiswa SMA 1 Woha Yogyakarta (FORKASY) menyelengarakan kegiatan penyambutan mahasiswa baru 2018. Acara tersebut bertema “Mewujudkan Mahasiswa Yang Cinta Terhadap Budaya Dalam Bulatan Rasa Keluargaan” yang diadakan di Café Roti Bakar 1872Kretek Kewer dimukai pada pukul 07:00 sampai selesai. Susunan acara tersbut hamper sama dengan acara pada umumnya, yaitu terdapat pembukaan, doa, sambutan dan lainya. Hal yang paling mengesankan dari acara tersebut adalah hadirnya alumni-almuni yang sedang menempu jenjang S2 dan S3 di luar Yogyakarta. Beberapa alumni yang dating ada yang kulih di Jawa Timur.
Sesuai dengan temanya acara tersebut menampilkan hal-lah yang berkaitan dengan lokalira, tapi tidak semua diisi dengan hal yang lokalitas karena selain loka litas nasionalisme juga penting dalam aspek kekeluargaan. Hal tersebut disampaikan oleh seniman yang telah lulus dari ISI bahwa “nasionalisme harus dijunjung tinggi tapi lokalitas tidak boleh dilupakan. Jadilah orang Bima dan belajarlah menyesuaikan diri dengan masyarakat dimanapun Engkau berada. Ingatlah ‘maja labo dahu” dalam pembicaraan disela peformce-nya. Ia dan kawan-kawanya membawakan lagu nasional dan lagu-lagu daerah masa kecil yang bisa dikatakan tidak banyak lagi yang mengeahuinya.
Salah satu lagu yang dibawakanya dalah “Ica Dua Da” lagu tersebu adalah lagu anak-anak mengenai angka satu sampai sepuluh. Lagu tersebut hamper mirip dengan pantun hanya saja tidak berupa dua lampiran dan dua sampiran. Selain itu, lagu yang paling asik yang dibawakannya adalah “Cou Ma Nangi Ele Mia Ba Nanga”, lagu tersebut merupakan lagu daerah Bima yang sangat banyak dinyanyikan dan penyebaranya sangat luas. Lagu tersebut memiliki tujuan untuk menghibur karena tidak ada pesan yang begitu jelas di dalamnya melainkan hanya nilai humoris. Jika ditelusuri, lagu tersebut merupakan lagu yang sudah sangat jarang dinyanyikan oleh anak-anak di daerah Bima. Selain akustik, pada awal pembukaan terdapat tilawah dari qoriah dan setelah akustik, ada pembacaan puisi Bima.
Commentaires